IDN Times Community: Tempat Menulis Penuh Refrensi
Akhir-akhir ini blog yang niatnya
semakin diisi malah lebih sering terabaikan. Banyak faktor sih. Entah memang
lagi malas, laptop rusak, dan yang paling sering itu bingung mau nulis apa.
Blogger lain sering bingung juga enggak yaa? Hehe.
![]() |
Pixabay |
Tapi, kalau dilihat-lihat enggak
juga sih. Di daftar bacaan blogku, tetap banyak tulisan-tulisan dari blog-blog
lain. Dan kalau ditelisik lagi, mereka juga bisa dibilang rutin sekali. Salut
banget dah. Nah, pas lagi pingin menulis, eh malah enggak punya ide, aku biasanya sok-sokan cari refrensi. Biasanya dari dulu
blogwalking. Baca-baca tulisan baru dari blogger lain yang rajin-rajin,
seperti: Mas Andi Nugraha, Bayu Rohmantika, Kresnoadi, Hawadis, Bimo Aji, Vanisa Desfriani, dan masih banyak lagi tentunya.
Dari blogwalking itu kadang menemukan
juga ide baru atau topik yang sama tapi, dengan pandangan yang berbeda. Manfaat
blogwalking yang benar-benar nyata hehe. (tapi, kok statistik yang ke sini
masih belum naik??)
Meskipun, sudah menemukan ide
buat post baru, tetap saja post di blog enggak bertambah. Karena, kayak enggak
percaya diri buat update post yang -bisa dibilang- niche-nya agak jauh dari blog ini. (Padahal ini blog enggak jelas niche-nya apaan. Hahaha)
Akhirnya, bingung mau di-apakan draft-draft tulisan yang sudah jadi. Sempat terpikir untuk buat lagi blog baru, tapi ya
kalau dipikir buat apa juga. Lalu jadinya semua tulisan tadi terbengkalai di luar pikiranku.
-
Pada bulan November sekejap aku
teringat, ada satu platform menulis asli Indonesia. Namanya ialah IDN Times.
Sebelumnya aku sering banget baca artikel-artikel di situ. Artikel yang
tersedia di situ beragam, banyak kategori dan subkategori. Lalu gaya
bahasanya lebih kekinian, Karena memang ditujukan untuk millennial.
Setelah sering mengunjungi IDN Times, semakin
sering pula aku melihat banner yang mengajak untuk bergabung dengan IDN Times
Community. Apa sih itu?
Jadi, IDN Times Community itu
sebuah kanal yang sengaja dibuat agar kegemaran menulis generasi millennial
Indonesia tidak hanya menjadi sekadar menulis saja, namun akan mendapatkan
apresiasi yang lebih. Tentunya kesempatan untuk dibaca dan dibagikan oleh
banyak orang. IDN Times Community pun memberikan reward bagi para penulis
berupa point. Jika point itu sudah terkumpul, dapat ditukarkan dalam bentuk
uang, yang dapat di-transfer langsung ke rekening bank penulis.
Bukan hanya sebuah imbalan yang
diberikan. Ada lagi fitur-fitur seru yang disediakan dengan tujuan menarik semangat penulis muda untuk berkompetisi yang sehat. Tentunya
diharapkan penulis muda semakin bersemangat membuat konten yang berkualitas,
informatif, serta edukatif.
Bagaimana cara gabungnya?
Mudah sekali. Cukup kunjungi IDN
Times lalu mendaftar seperti sosial media pada umumnya. Atau lewat link ini,
terus klik banner seperti di bawah berikut.
Setelah itu isi data form dan langkah-langkah
lain yang tidak sulit. Sampai pada tahap konfirmasi lewat e-mail berarti sudah
selesai. Keseluruhan tidak sampai 5 menit, cepat kok.
Ketika telah tergabung menjadi
community writer di IDN Times Community, kita bisa bersaing secara sehat dengan
penulis lainnya. Setiap tulisan yang telah kita submit, kita pasti akan mendapatkan point dari hasil konversi
jumlah views artikel, yang nanti point itu dapat ditukar dengan uang, seperti
yang tertulis di atas. Jika kita aktif dalam membuat konten berkualitas dan
viral, maka berpeluang lebih besar untuk masuk ke dalam daftar “TOP WRITER”
yang nanti terpampang pada laman utama IDN Times Community.
Lalu, apa saja yang bisa kita tulis?
Cara menulisnya?
Tentukan kategori tulisannya agar
mempermudah penulisan. Sesuaikan juga bentuk tulisannya. Di IDN Times Community
membagi bentuk tulisan menjadi dua, yaitu: Listicle dan narasi.
Listicle itu artikel yang berbentuk list dengan gambar. Biasanya tulisan mengenai tips, kumpulan gambar,
dll. Kalau narasi kebanyakan berisi tentang berita, cerita, puisi, dan
sejenisnya.
Jangan lupa! Menulis di platform
ini sebaiknya menggunakan judul yang menarik. Agar memancing banyak pengunjung
untuk membacanya. Tapi, jangan melenceng dari isi tulisan. Jangan terlewatkan
juga mencantumkan sumber terkait.
Oiya, seleksi artikel pun cukup ketat namun, bukan berarti sulit. Karena, platform ini
cukup besar, jadi jelas ada standar sendiri untuk artikel yang dimuat. Selain
artikel yang menarik, juga tidak boleh mengandung unsur-unsur yang melanggar
ketentuan jurnalistik.
Misalnya penulis memiliki ide
yang menarik, tetapi mengemasnya dengan kurang menarik, editor akan memberikan
revisi. Revisi di sini menegaskan kalau memang platform ini ditujukan untuk
membantu para penulis membuat konten yang lebih berkualitas.
Selain revisi, tulisan yang kita submit dapat ditolak juga. Biasanya
penolakan disebabkan oleh tema tulisan yang sudah pernah dibuat atau
penjiplakan. Karena sebagai penulis, penjiplakan adalah sesuatu yang sangat
harus dihindari. #LawanPlagiat
Dapatin uangnya gimana, ya?
Pertama yang jelas harus
dilakukan adalah rajin menulis artikel. Dengan rajin menulis, maka kesempatan artikel
ditayangkan semakin besar. Setelah artikel tayang akan mendapat views, yang
mana per views itu setara dengan sejumlah points. Jadi, jumlah views artikel
mempengaruhi point yang akan kita peroleh.
Selain dari views, point juga dapat diperoleh dari mengikuti promo &
event yang sedang berlaku.
Nah, 500 points itu setara dengan
Rp 50.000 begitu juga dengan kelipatannya. Lumayankan? Sebelumnya, untuk
mencairkannya kita harus mendaftarkan rekening bank. Jika sudah klik bagian
“Redeem Point”. Dengan catatan minimal pencairan dana sebesar Rp 200.000 atau
2.000 points.
Contoh bukti pencairan dilakukan. Nah, sekitar 5-7 hari proses pencairan ke rekening berlangsung. Dan alhamdulillah, aku sudah bisa menikmati uang hasil menulis di IDN Times Community. Hehehe.
Itu tadi pengalamanku mengatasi kebingungan dalam menulis. Cari refrensi dari artikel di IDN Times. Ada yang aku tulis di blog dan ada yang aku tulis di IDN Times Community. Jadi, aku berusaha imbang dikedua platform tersebut. Enaknya di blog, tentu karena memang ini bersifat pribadi. Yang memungkinkanku untuk update semauku.
Nah, kalau menulis di IDN Times Community, enaknya aku juga bisa bebas bereksplorasi dengan topik-topik yang baru, dengan bahasa yang lebih mudah dan berusaha dapat diterima banyak orang. Hasilnya aku bisa menganggap diriku sendiri berkembang (minimal) hehehe. Dan tentunya dapat imbalan yang sudah dijelaskan.
Selain sharing, postingan ini juga ditujukan untuk mengajak teman-teman untuk bergabung juga agar semakin banyak konten yang menarik di IDN Times. Sekaligus memberikan tips untuk mengatasi kebingungan menulis juga, hihi. Untuk teman yang lain, mungkin bisa juga mengunjunginya untuk sekadar melihat ragam kreativitas millennial Indonesia.
--
Itu tadi pengalamanku mengatasi kebingungan dalam menulis. Cari refrensi dari artikel di IDN Times. Ada yang aku tulis di blog dan ada yang aku tulis di IDN Times Community. Jadi, aku berusaha imbang dikedua platform tersebut. Enaknya di blog, tentu karena memang ini bersifat pribadi. Yang memungkinkanku untuk update semauku.
Nah, kalau menulis di IDN Times Community, enaknya aku juga bisa bebas bereksplorasi dengan topik-topik yang baru, dengan bahasa yang lebih mudah dan berusaha dapat diterima banyak orang. Hasilnya aku bisa menganggap diriku sendiri berkembang (minimal) hehehe. Dan tentunya dapat imbalan yang sudah dijelaskan.
Selain sharing, postingan ini juga ditujukan untuk mengajak teman-teman untuk bergabung juga agar semakin banyak konten yang menarik di IDN Times. Sekaligus memberikan tips untuk mengatasi kebingungan menulis juga, hihi. Untuk teman yang lain, mungkin bisa juga mengunjunginya untuk sekadar melihat ragam kreativitas millennial Indonesia.
Thank you!
15 Comments
IDN bagiku nggak asing sih, tapi belum tahu kalau bisa nulis dan menghasilkan dari IDM ini.
ReplyDeleteNice info, Mas. Bisa dicoba nih..
iya mas sudah banyak artikelnya yang terpampang di line today, hampir tiap hari malahan. sangat bisa dicoba nihh
Deletebuat sha juga gak asing. tapi belum sekonsisten itu nulis. Jadinya sayang gabung sana sini tapi nulisnya enggak hahaha
Deleteiya udah gak asing soalnya juga sudah terjangkau banyak orang, apalagi via line today dll.
Deletekalau aku ga konsisten setelah tau tulisannya belum naik-naik hahaha
Sempet beberapa kali tergiur untuk masuk IDN Comunity, tapi sampai saat ini belom. Sempet ikutan lomba juga, tapi naasnya kagak dipublish. Hihihiii
ReplyDeleteBTW selamat ya udah cair poin IDN nya . Tetap semangat
memang menggiurkan nulis di IDN times, asik juga gaya bahasannya. kalaupun gak tau mau nulis apa bisa baca banyak refrensi baru hhehe
Deletesiapp,
Bisa dicoba sepertinya
ReplyDeletesangat bisa
DeleteWah sekarang banyak banget ya yang maen kayak beginian, paid per write. Hehehehe
ReplyDeleteiya soalnya pas banget buat ngisi waktu, sama jadi semangat nulisnya hahaha
Deletebtw, disqus nya error tuh :)
ReplyDeleteehh iya ihhh hehehe, masih males buat benerinya hehe :D
DeleteRangking 300 an ,, aku mlh 400 an , susah bngt buat lolos di indtimes,
ReplyDeletepost beberapa lagi juga langsung naik cepet hehehe,
ReplyDeleteiya nih semakin ke sini jadi lebih ketat. padahal sudah banyak sub kategorinya tetep aja lebih banyak yg ngirim
cara nyantumin sumber referensi gimana gan, apa linknya tinggal dicopas aja gitu didalam artikelnya? setauku di idn times gak ada yang nyantumin sumber referensi gan...tolong ajarin gan,,,
ReplyDeleteSilahkan berkomentar